Evolusi Rekayasa Cross-chain: Dari "Jembatan Agregasi" hingga "Interoperabilitas Atomik", ke Masa Depan Seperti Apa Kita Menuju?

Panduan Chainfeeds:

Bagaimana Web3 berkembang dari sekadar “jembatan lintas rantai” menuju tujuan akhir “interoperabilitas tanpa batas”.

Sumber artikel:

Penulis artikel:

布噜

Pendapat:

布噜:Ekosistem Ethereum kini telah memasuki era multi-chain yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut data L2BEAT, saat ini terdapat hampir seratus L2 di Ethereum, belum termasuk L1 independen lainnya. Bagi pengguna biasa, sebagian besar hanya pernah menggunakan sedikit rantai, namun likuiditas sangat terfragmentasi. Dana yang sebelumnya terkonsentrasi di Ethereum kini terpecah menjadi pulau-pulau nilai, dan pengalaman pengguna dalam memindahkan aset antar jaringan menjadi serumit perjalanan internasional. Operasi lintas rantai harus mempertimbangkan waktu bridging, konsumsi gas, biaya lintas rantai, serta adanya slippage dan ketidakpastian jalur, yang sangat meningkatkan ambang operasional. Oleh karena itu, seperti halnya DEX aggregator menjadi kebutuhan utama di jalur perdagangan, aggregator jembatan lintas rantai pun muncul. Fungsinya adalah secara otomatis menghitung jalur terbaik bagi pengguna, menyederhanakan operasi multi-langkah yang rumit menjadi satu klik lintas rantai + konversi. Misalnya, dari DAI di Arbitrum ke ETH di Optimism, pengguna hanya perlu memasukkan titik awal dan akhir, dan aggregator akan secara otomatis menyelesaikan bridging dan konversi. Ini menandai bahwa pengalaman lintas rantai sedang beralih dari mode manual ke otomatis, secara signifikan menurunkan ambang penggunaan, dan menjadi arah evolusi penting di jalur lintas rantai saat ini. Nilai inti dari aggregator lintas rantai adalah berperan sebagai sistem navigasi cerdas bagi pengguna. Ia akan secara otomatis membandingkan semua jalur yang memungkinkan, dan mengurutkan berdasarkan tiga dimensi: memaksimalkan output aset di chain tujuan, biaya gas terendah, dan waktu tercepat, membantu pengguna dengan cepat membuat pilihan terbaik. Dalam jalur lintas rantai tradisional, pengguna mungkin harus menukar DAI ke ETH di Arbitrum melalui 1inch terlebih dahulu, lalu melakukan bridging ke Optimism; atau melakukan bridging DAI terlebih dahulu, lalu menukar ETH di Optimism. Logika operasi ini serupa, namun pengguna harus menimbang sendiri jumlah transaksi, slippage, likuiditas, dan kecepatan. Sedangkan aggregator lintas rantai menyembunyikan semua kompleksitas di belakang layar, pengguna hanya perlu satu kali konfirmasi untuk menyelesaikan transfer dana. Selain itu, bidang lintas rantai juga sedang mengeksplorasi jalur teknologi yang lebih mendasar, termasuk interoperabilitas di lapisan pesan (seperti LayerZero, IBC), sinkronisasi di lapisan status, serta lintas rantai zero-knowledge. Semua solusi ini bertujuan untuk menghancurkan tembok isolasi antar chain, agar dunia blockchain benar-benar mewujudkan “konektivitas tanpa batas”. Ethereum Foundation juga baru-baru ini dalam Protocol Update, menjadikan peningkatan pengalaman pengguna dan penguatan interoperabilitas sebagai salah satu strategi inti, dengan tujuan agar pengalaman lintas rantai di ekosistem Ethereum mendekati seamless. Di komunitas pengembang, baru-baru ini muncul dua ide baru yang sangat diperhatikan. Pertama adalah protokol SCOPE yang diusulkan oleh peneliti Ethereum, yang bertujuan membangun kembali komposabilitas sinkron, agar interaksi antara L1 dan L2 dapat terwujud secara atomik. Di masa depan, pengguna mungkin dapat memanggil Aave di Arbitrum dan Uniswap di Optimism dalam satu transaksi, semuanya berhasil atau semuanya gagal, menghindari pemborosan gas dan risiko status antara, yang akan membuka strategi kompleks seperti flash loan lintas L2 dan one-click liquidation. Kedua adalah memanfaatkan zero-knowledge proof (ZK Proof) untuk meningkatkan keamanan verifikasi lintas rantai, menggantikan kepercayaan pada node verifikasi dengan matematika. Solusi ZK dapat memverifikasi peristiwa di chain sumber dengan cepat di chain tujuan, menurunkan biaya kepercayaan. Beberapa jalur rekayasa juga mencoba menggabungkan TEE dan AVS, menyeimbangkan kecepatan dan keamanan, serta menggunakan ZK sebagai cadangan jika diperlukan. Secara keseluruhan, pengalaman lintas rantai sedang berkembang menuju lebih cepat, lebih aman, dan lebih tersembunyi: pengguna tidak perlu peduli nama protokol dasar, hanya perlu merasakan penyelesaian dalam hitungan detik, jaminan matematis, dan perpindahan tanpa hambatan. Inilah visi akhir lintas rantai — membuat pengguna fokus pada pergerakan nilai itu sendiri, bukan pada hambatan antar chain.