Mengapa pengurangan besar biaya Gas di Tron tidak secara signifikan menurunkan biaya aktual pengguna?

Penulis: Chloe, ChainCatcher

Judul Asli: Tron Memotong Biaya Gas 60%, Apakah “Pertumbuhan Volume” Efektif Melawan Penurunan Harga Satuan?

Pada tanggal 26 bulan lalu, Tron melaksanakan pemotongan biaya terbesar dalam sejarahnya. Sun Yuchen menyatakan, “Proposal ini benar-benar menguntungkan pengguna, biaya turun 60%, umumnya jaringan lain tidak memiliki keberanian seperti ini.” Ia juga menyebutkan bahwa, dalam jangka pendek, kemampuan profitabilitas Tron akan terpengaruh karena biaya jaringan langsung turun 60%, namun dalam jangka panjang profitabilitas akan meningkat karena lebih banyak pengguna dan lebih banyak transaksi akan terjadi di Tron.

Data terbaru dari gasfeesnow menunjukkan, bahkan setelah pemotongan biaya, biaya transfer USDT di Tron masih setinggi 2,02-4,22 dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan jaringan blockchain utama lainnya.

Dari perbandingan biaya dapat terlihat jelas: bahkan setelah dioptimalkan oleh TronCastle menjadi 1,09-2,21 dolar AS, sebelum artikel ini diterbitkan, masih 15 kali lebih tinggi dari Arbitrum (0,10 dolar AS), 302 kali lebih tinggi dari Solana (0,0036 dolar AS), bahkan 3.633 kali lebih tinggi dari Polygon (0,0003 dolar AS), sementara Aptos memiliki biaya terendah di 0,0001 USD.

Mengapa Biaya Sebelum Pemotongan Begitu Tinggi?

Tron tidak menggunakan model gas ETH, melainkan model unik bandwidth+energi, artinya bandwidth memberikan kuota gratis harian kepada pengguna untuk mendukung transfer sederhana. Energi digunakan untuk sumber daya eksekusi kontrak, dan transfer USDT (TRC-20) memerlukan energi.

Misalkan satu transfer USDT membutuhkan sekitar 130.000 unit energi, jika dompet pengguna tidak memiliki sumber daya apapun, sistem hanya bisa langsung membakar TRX, yang menyebabkan biaya transaksi tinggi.

Sebaliknya, solusi Layer 2 Ethereum seperti Arbitrum dan Optimism menggunakan model gas yang lebih sederhana, sehingga pengalaman pengguna lebih ramah. Solana melalui mekanisme Proof of History (PoH) dan arsitektur eksekusi paralel yang unik, mampu memproses 2.600 transaksi per detik sambil mempertahankan biaya yang sangat rendah.

Setelah menurunkan biaya, Tron berencana menggunakan “pertumbuhan volume” untuk melawan “penurunan harga satuan”

Pemotongan biaya Tron sebesar 60% kali ini merupakan penyesuaian besar bagi pasar, juga keputusan proaktif dari tim proyek untuk mendorong pertumbuhan skala pengguna secara eksplosif. Menurut laporan CryptoQuant, pada 7 September, pendapatan biaya harian Tron di seluruh jaringan turun menjadi 5 juta dolar AS, terendah dalam satu tahun terakhir. Sebelum penurunan biaya pada 28 Agustus, pendapatan harian masih 13,9 juta dolar AS.

Berdasarkan data on-chain DeFi Llama, pendapatan rata-rata Tron pada bulan September memang mengalami penurunan drastis dibandingkan bulan sebelumnya, dengan penurunan hampir 50%.

Namun meski pendapatan menurun, aktivitas on-chain justru meningkat. Volume transaksi harian dan jumlah dompet aktif melonjak, dan jumlah kontrak pintar baru yang ditambahkan setiap hari juga menunjukkan bahwa basis pengguna dan pengembang dApp terus berdatangan.

Menurut data Token Terminal, dalam tujuh hari terakhir Tron masih menyumbang 92,9% dari total pendapatan jaringan L1. Dalam 90 hari terakhir, total pendapatan biaya Tron masih jauh lebih tinggi dibandingkan Ethereum, Solana, BNB Chain, dan Avalanche pada periode yang sama.

Pada awalnya, Tron dan Sun Yuchen memperkirakan bahwa selama pengguna dan volume transaksi terus tumbuh, pendapatan pada akhirnya akan pulih dan menjadi lebih berkelanjutan, yang setara dengan menggunakan “pertumbuhan volume” untuk melawan “penurunan harga satuan”.

Meski saat ini Tron masih tampak unggul dari sisi pendapatan, namun dengan disahkannya Undang-Undang GENIUS pada Juli tahun ini, lanskap persaingan pasar on-chain di masa depan sedang mengalami restrukturisasi mendasar. Penerbit stablecoin, ketika menghadapi persyaratan pendaftaran, audit, dan cadangan yang lebih ketat, mungkin akan mengevaluasi kembali biaya-manfaat dalam mendistribusikan aset di Tron, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi volume transaksi stablecoin dan aktivitas ekosistem di jaringan ini. Perubahan ini menjadi hambatan besar bagi Tron.

Raksasa Wall Street Masuk ke Pasar, CBDC Menuju Kedewasaan

Berbagai pihak memiliki pandangan pro dan kontra terhadap disahkannya Undang-Undang GENIUS, juga membawa keuntungan dan kerugian bagi pasar kripto. Pihak pendukung menganggap tonggak ini membawa kredibilitas lebih tinggi bagi stablecoin, serta membuat institusi keuangan dan konsumen lebih bersedia menggunakan stablecoin. Pihak yang menentang berpendapat bahwa undang-undang ini memungkinkan presiden dan institusi terkait untuk mendapatkan keuntungan, sehingga menimbulkan konflik kepentingan dengan pasar kripto.

Saat ini, raksasa Wall Street seperti BlackRock dan JPMorgan juga telah mulai membangun kerajaan blockchain mereka sendiri. Dana pasar uang tokenisasi BUIDL milik BlackRock telah mencapai skala 2,2 miliar dolar AS, dan didistribusikan di berbagai jaringan seperti Ethereum, Avalanche, Aptos, dan Polygon. Platform Kinexys milik JPMorgan berfokus pada DeFi tingkat institusi dan uang digital yang dapat diprogram, menyediakan layanan pinjaman on-chain dan agunan aset digital untuk klien korporat.

Keunggulan institusi keuangan tradisional ini adalah: 1. Kepatuhan regulasi: memiliki hubungan kerja sama mendalam dengan regulator keuangan di berbagai negara; 2. Kekuatan modal: BlackRock mengelola aset lebih dari beberapa triliun dolar AS; 3. Basis klien korporat besar: sudah memiliki jaringan klien institusi yang matang dan hubungan kepercayaan, serta kemampuan integrasi teknologi untuk menggabungkan blockchain secara mulus ke infrastruktur keuangan yang ada.

Kesenjangan kepatuhan Tron jelas tidak bisa dibandingkan dengan hubungan regulasi BlackRock dan JPMorgan, selain itu tingkat adopsi di perusahaan Fortune 500 juga sangat rendah, belum lagi kasus gugatan SEC yang masih berlangsung, yang mempengaruhi kepercayaan institusi.

Tambahan: Minggu lalu, dua anggota parlemen Demokrat AS mengirim surat kepada SEC, meminta penjelasan mengapa menangguhkan penanganan kasus penegakan hukum terhadap Sun Yuchen, dan mengisyaratkan bahwa keputusan SEC ini mungkin terkait dengan “investasi besar” Sun Yuchen pada proyek kripto yang terkait dengan Presiden Trump. Sementara itu, para anggota parlemen juga mempertanyakan pencatatan Tron baru-baru ini di Nasdaq, menganggap langkah ini dapat menimbulkan risiko keuangan dan keamanan nasional, serta mendesak SEC untuk memastikan perusahaan tersebut memenuhi standar pencatatan yang ketat.

Selain itu, 98% PDB global telah dicakup oleh proyek mata uang digital bank sentral (CBDC), di mana 19 negara G20 sedang mengembangkan atau menguji coba CBDC. Proyek CBDC dari ekonomi utama seperti digital yuan Tiongkok (e-CNY), euro digital Uni Eropa, dan rupee digital India akan bersaing langsung dengan Tron di bidang pembayaran lintas negara dan penyelesaian transaksi besar.

Penelitian McKinsey menunjukkan, tahun 2025 akan menjadi titik balik perkembangan stablecoin, diperkirakan pasar stablecoin akan tumbuh dari 150 miliar dolar AS saat ini menjadi 3 triliun dolar AS pada tahun 2030, namun pertumbuhan besar ini terutama akan dibagi oleh stablecoin institusi yang patuh regulasi dan CBDC.

Pandangan pasar menyatakan, Tron harus menyelesaikan transformasi dalam jendela waktu krusial ini, jika tidak akan menghadapi nasib terpinggirkan. Pasar kripto jelas sedang beralih dari teknologi eksperimental menjadi infrastruktur inti, dan dalam proses transisi ini, hanya beberapa platform yang dapat bertahan.