Catatan Utama
- Strategi Ripple untuk Afrika tahun 2025 mencakup pembayaran melalui Chipper Cash, stablecoin RLUSD dengan VALR, dan kini layanan kustodian bersama Absa Bank.
- Kemitraan baru ini akan menyediakan layanan kustodian aset tokenisasi tingkat institusional bagi nasabah Absa Bank di Afrika Selatan.
- Perkembangan strategis ini terjadi saat XRP menghadapi resistensi order book signifikan di $2,60, dengan dukungan utama di $2,40.
Ripple XRP $2,50 volatilitas 24 jam: 2,3% Kapitalisasi pasar: $149,50 B Vol. 24 jam: $5,71 B , penyedia infrastruktur aset digital, mengumumkan pada 15 Oktober kemitraannya dengan Absa Bank untuk menyediakan layanan kustodian aset digital di Afrika Selatan.
Langkah ini merupakan yang terbaru dari serangkaian inisiatif strategis perusahaan untuk memperluas kehadirannya di seluruh benua Afrika pada tahun 2025.
Hari ini, kami dengan senang hati mengumumkan bahwa @AbsaSouthAfrica , salah satu institusi keuangan terkemuka di Afrika, kini menjadi mitra kustodian utama @Ripple di Afrika:
Kami membawa layanan kustodian aset digital institusional ke Afrika Selatan, menyediakan keamanan dan…
— Ripple (@Ripple) 15 Oktober 2025
Kolaborasi dengan Absa Bank, salah satu institusi keuangan terbesar di Afrika, akan berfokus pada penyediaan penyimpanan tingkat institusional untuk aset tokenisasi dan cryptocurrency.
Menurut pengumuman resmi, tujuannya adalah membangun fondasi yang aman untuk pasar aset digital yang berkembang di kawasan tersebut. “Tujuan kami adalah membuka potensi aset digital di benua ini,” kata Reece Merrick, Managing Director Ripple untuk kawasan tersebut.
Langkah Lebih Luas Ripple di Afrika 2025
Kemitraan dengan Absa Bank mengikuti dua langkah penting lainnya oleh Ripple di Afrika tahun ini. Pada bulan Maret, perusahaan bermitra dengan penyedia pembayaran Afrika, Chipper Cash, untuk meningkatkan remitansi lintas negara.
Langkah ini diikuti pada bulan September dengan peluncuran stablecoin RLUSD di benua tersebut melalui mitra termasuk VALR, bursa crypto terbesar di Afrika, dan perusahaan pembayaran Yellow Card.
Kemitraan ini bertepatan dengan perkembangan regulasi yang positif di kawasan tersebut. Misalnya, undang-undang aset digital baru di Kenya bertujuan untuk membangun kerangka hukum yang jelas bagi penyedia layanan aset virtual, yang dapat mendorong adopsi yang lebih luas.
Grafik XRP/USDT 1D. | Sumber: TradingView, Binance Futures
Berita tentang ekspansi sistematis Ripple datang saat aset terkaitnya, XRP, menavigasi struktur pasar yang tegang.
Aset ini menunjukkan bias bearish pada timeframe yang lebih rendah, dengan dukungan utama diidentifikasi antara $2,4516 dan $2,4491. Area dukungan ini diperkuat oleh data order book dari Binance Futures Exchange yang menunjukkan tembok beli signifikan lebih dari $36 juta di level harga $2,40.
Sebaliknya, aset ini menghadapi resistensi utama dari tembok jual lebih dari $34 juta yang ditempatkan di $2,60.
Perkembangan fundamental di Afrika memberikan kontras terhadap aksi harga terbaru aset ini, sementara sinyal pasar lain seperti konfirmasi CBOE atas ETF XRP juga menunjukkan meningkatnya minat institusional.
Reaksi komunitas di platform media sosial X beragam. Banyak pengguna memuji kemitraan ini sebagai langkah bullish untuk adopsi di Afrika, sementara yang lain menyatakan skeptisisme tentang dampak langsungnya terhadap aset XRP itu sendiri, menyoroti poin perdebatan umum di antara para pengamat.
Pengumuman tersebut tidak menyebutkan jadwal peluncuran untuk layanan kustodian Absa atau aset digital mana yang akan didukung pada awalnya.
