3 Faktor Utama yang Bisa Guncang Harga Bitcoin (BTC) Pekan Ini

Jakarta, Pintu News – Harga Bitcoin kembali mengalami penurunan signifikan pada 3 November 2025, diperdagangkan di kisaran Rp1,798,841,420 (sekitar $107,670) setelah sempat mencapai rekor tahunannya di Rp2,112,525,142 (sekitar $126,267).

Koreksi tajam ini terjadi seiring turunnya Crypto Fear and Greed Index ke zona ketakutan, menandakan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kondisi pasar cryptocurrency global. Tiga faktor utama—pola death cross, data ekonomi Amerika Serikat, dan arus keluar dana dari ETF Bitcoin—diprediksi akan menjadi penentu arah harga Bitcoin pekan ini.

Death Cross: Sinyal Tekanan Teknis di Pasar Crypto

Pola death cross yang terbentuk di grafik harga Bitcoin menjadi salah satu indikator teknikal paling diperhatikan oleh trader minggu ini. Death cross terjadi ketika 50-day Weighted Moving Average (WMA) memotong ke bawah 200-day WMA, menandakan potensi lanjutan tren penurunan. Secara historis, pola ini sering mendahului fase bearish yang berkepanjangan, terutama ketika disertai penurunan volume perdagangan dan melemahnya minat beli investor besar.

Meski begitu, beberapa analis menilai situasi ini belum sepenuhnya mengonfirmasi tren bearish jangka panjang. Hal ini karena death cross belum muncul di moving average lain seperti SMA, EMA, atau Arnaud Legoux MA, yang sering memberikan konfirmasi tambahan terhadap arah tren.

Jika tekanan jual berlanjut, harga Bitcoin berisiko turun ke level psikologis Rp1,672,600,000 (sekitar $100,000), sebelum peluang rebound teknikal muncul kembali.

Baca juga: 3 Crypto yang Punya Peluang Meledak Bareng Bitcoin di November 2025

Data ADP Private Jobs: Indikator Fundamental yang Menentukan Sentimen

Dari sisi makroekonomi, fokus pasar minggu ini tertuju pada rilis data ADP Private Payrolls yang dijadwalkan pada Rabu, 5 November 2025. Laporan ini akan menunjukkan jumlah pekerjaan baru di sektor swasta AS, yang menjadi indikator penting kekuatan ekonomi setelah bulan lalu tercatat penurunan lebih dari 32.000 pekerjaan.

Analis memperkirakan adanya penambahan sekitar 24.000 pekerjaan, yang jika terealisasi, dapat memperkuat nilai dolar AS dan memberi tekanan tambahan pada aset berisiko seperti Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Sumber: Fortune

Data ini menjadi semakin krusial karena Bureau of Labor Statistics (BLS) belum merilis laporan resmi akibat government shutdown yang masih berlangsung. Selain itu, Federal Reserve ( The Fed ) baru saja menurunkan suku bunga dan memberi sinyal tidak akan melakukan pemangkasan lagi pada Desember mendatang.

Hasil laporan yang menunjukkan pemulihan ekonomi dapat memperkuat argumen untuk kebijakan moneter ketat, yang berpotensi menahan minat investor terhadap pasar crypto .

Baca juga: 3 Katalis Bearish Pi Network (PI) di November 2025

ETF Outflow: Tekanan dari Investor Institusional

Selain faktor teknikal dan ekonomi, arus keluar dana besar dari Exchange-Traded Funds (ETF) berbasis Bitcoin juga menjadi perhatian utama. Dalam dua hari terakhir, ETF Bitcoin mengalami outflow lebih dari Rp19,078,640,000,000 (sekitar $1.14 miliar).

BlackRock ’s IBIT ETF mencatat penarikan dana sebesar Rp2,491,074,000,000 (sekitar $149 juta), sementara Fidelity’s FBTC ETF kehilangan lebih dari Rp199,051,000,000 (sekitar $11.9 juta).

Meski total dana kelolaan ETF Bitcoin telah mencapai sekitar Rp1,020 triliun (sekitar $61 miliar), tren outflow ini menunjukkan menurunnya kepercayaan investor institusional terhadap aset crypto dalam jangka pendek. Jika arus keluar ini berlanjut, pasar dapat menghadapi penurunan likuiditas yang signifikan.

Namun, optimisme bisa kembali apabila laporan keuangan perusahaan besar seperti Robinhood , Palantir, AMD, dan Shopify menunjukkan hasil positif, yang berpotensi memperkuat sentimen pasar saham dan crypto secara bersamaan.

Kesimpulan

Tiga faktor utama—death cross, data ketenagakerjaan ADP, dan ETF outflow—menjadi kombinasi yang berpotensi mengguncang harga Bitcoin (BTC) pekan ini. Dengan kondisi teknikal yang lemah dan tekanan fundamental yang meningkat, investor di pasar crypto disarankan untuk tetap berhati-hati. Namun, peluang rebound masih terbuka apabila data ekonomi menunjukkan stabilisasi dan arus modal institusional kembali menguat.

Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di  Google News  untuk mendapatkan  berita crypto  terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti  harga bitcoin hari ini ,  harga coin xrp hari ini ,  dogecoin  dan harga aset  crypto  lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman  trading crypto  yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman  web trading  dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas  jual beli bitcoin  dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

• InvestingCube. Top 3 Developments That Could Impact Bitcoin Price This Week . Diakses tanggal 8 November 2025.
• Featured Image: Generated by AI