Mengambil Taiko sebagai contoh untuk menjelaskan konsep Preconfirmation: Bagaimana membuat transaksi Ethereum lebih efisien?

Artikel ini memulai dari keterbatasan yang ada pada ekosistem L2 saat ini, dan melalui analisis praktik konkret dari proyek seperti Taiko, menunjukkan bagaimana konsep inovatif preconfirmation mengoptimalkan proses konfirmasi transaksi dan meningkatkan pengalaman pengguna. Artikel ini juga mengungkap tantangan yang masih harus diatasi dalam pengembangan teknologi preconfirmation saat ini, termasuk tantangan ganda dalam penyempurnaan teknis dan keberlanjutan ekosistem.

Judul Asli: "Preconfirmation (feat. Taiko): Make Ethereum Fast for the First Time!"

Penulis: Ingeun Kim : : FP

Ringkasan Utama

• Taiko adalah jaringan Layer2 berbasis Based Rollup yang bertujuan untuk mencapai interoperabilitas penuh dengan Ethereum, sekaligus mendorong desentralisasi sequencer. Untuk mengatasi masalah keterlambatan konfirmasi akhir transaksi dalam mekanisme Rollup, Taiko memperkenalkan konsep preconfirmation. Dengan memberikan jaminan awal kepada pengguna mengenai inklusi dan urutan transaksi, preconfirmation secara efektif mengurangi inefisiensi dalam proses konfirmasi transaksi pada mekanisme Rollup, sehingga secara signifikan meningkatkan pengalaman pengguna.
• Dalam model Based Preconfirmation, validator L1 memberikan jaminan hasil transaksi kepada pengguna. Preconferrer harus melakukan staking jaminan dan mematuhi mekanisme slashing untuk memastikan keandalan sistem. Proyek L2 seperti Taiko, melalui pengenalan mekanisme preconfirmation, membangun finalitas transaksi yang andal dan menciptakan lingkungan operasi yang lebih nyaman untuk layanan seperti DeFi yang membutuhkan konfirmasi real-time.
• Saat ini, sudah ada beberapa proyek yang berpartisipasi dalam pembangunan ekosistem preconfirmation. Kemajuan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi ekosistem Ethereum L2, memperkuat interoperabilitas dengan Ethereum, dan mendorong ekspansi lebih lanjut dari seluruh ekosistem.

Taiko sedang melangkah mantap menuju tujuan akhirnya sebagai solusi Layer2 untuk Ethereum. Untuk mencapai tujuan ini, Taiko memprioritaskan interoperabilitas penuh dengan Ethereum, desentralisasi sequencer, serta dukungan bagi pengembang. Perlu dicatat bahwa Taiko, melalui arsitektur Based Rollup, telah mencapai interoperabilitas penuh dengan Ethereum, sekaligus memungkinkan siapa saja untuk berpartisipasi sebagai sequencer, sehingga mewujudkan desentralisasi sequencer. Namun, meskipun model Based Rollup memiliki keunggulan, strukturnya sendiri masih memiliki beberapa masalah inefisiensi yang melekat.

Artikel ini akan menggunakan Taiko sebagai contoh untuk menganalisis secara mendalam konsep preconfirmation. Sebagai komponen kunci dalam tumpukan teknologi Layer2, preconfirmation adalah langkah penting untuk pengembangan lebih lanjut Rollup.

Masalah Efisiensi L2 Saat Ini

Seiring berkembangnya ekosistem L2, banyak proyek bermunculan, membawa berbagai konsep dan tumpukan teknologi baru. Namun, meskipun kemajuan ini signifikan, L2 masih memiliki beberapa masalah efisiensi yang mendesak untuk dipecahkan, terutama di bidang-bidang kunci yang memengaruhi pengalaman pengguna, sehingga peningkatan efisiensi menjadi sangat penting.

Keterbatasan Inheren Rollup: Proses Finalitas Transaksi yang Tidak Efisien

L2 mencapai skalabilitas melalui Rollup, yang bergantung pada ketersediaan data dan pemrosesan transaksi dari platform L1 seperti Ethereum. Namun, Rollup memiliki keterbatasan inheren: meskipun dapat menyelesaikan urutan dan eksekusi transaksi secara independen, semua proses lainnya masih harus menunggu konfirmasi akhir dari L1.

Arsitektur ini, dengan memanfaatkan langsung pembuatan blok dan ketersediaan data dari L1, memastikan keamanan dan ketidakberubahan data. Namun, ketergantungan pada L1 untuk konfirmasi akhir menyebabkan kecepatan pemrosesan transaksi menjadi lambat dan kemampuan konfirmasi real-time terbatas, yang dari sudut pandang pengguna sulit memenuhi kebutuhan real-time.

Selain itu, banyak sequencer dan node validator L2 saat ini masih terpusat. Sentralisasi ini dapat menyebabkan inefisiensi, seperti waktu konfirmasi transaksi yang lebih lama dan kemungkinan gangguan operasional, sehingga memengaruhi efisiensi pemrosesan transaksi pada beberapa Rollup dan menyebabkan keterlambatan konfirmasi.

Pengajuan Konsep Preconfirmation

Konsep preconfirmation diajukan untuk mengatasi masalah efisiensi konfirmasi akhir transaksi yang rendah di jaringan L2. Preconfirmation memungkinkan pengguna mendapatkan konfirmasi transaksi lebih cepat, sehingga mengurangi keterlambatan dan inefisiensi yang umum terjadi pada mekanisme Rollup.

Apa masalah yang ingin dipecahkan oleh preconfirmation?

Dalam mekanisme Rollup, proses konfirmasi setelah pengguna mengirimkan transaksi ke L2 selalu memiliki masalah efisiensi yang rendah. Karena sequencer L2 yang terpusat tidak dapat menjamin secara akurat kapan transaksi akan dikonfirmasi di L1, pengguna sering kali tidak yakin dengan urutan dan hasil transaksi. Misalnya, pengguna mungkin harus menunggu lama agar transaksi mereka dimasukkan ke L1, dan jika urutan transaksi salah atau hasilnya tidak sesuai harapan, dapat menyebabkan kerugian finansial dari transaksi yang sudah dieksekusi.

Dalam lingkungan pasar yang sangat fluktuatif, masalah keterlambatan dan perubahan urutan menjadi lebih menonjol, karena pengguna bergantung pada arbitrase dan layanan DeFi. Dalam situasi ini, keterlambatan transaksi atau perubahan urutan akan langsung menyebabkan hilangnya peluang. Bahkan untuk pengguna yang melakukan transaksi biasa, mereka mungkin kurang percaya diri terhadap waktu dan urutan konfirmasi akhir transaksi di L1, sehingga meragukan keandalan dan kemudahan penggunaan blockchain.

Oleh karena itu, tujuan desain preconfirmation adalah untuk menutupi kekurangan ini, terutama memberikan pengalaman transaksi yang lebih nyaman dan andal bagi pengguna yang paling terdampak oleh inefisiensi Rollup.

Bagaimana preconfirmation menyelesaikan masalah ini?

Preconfirmation menyelesaikan masalah ini dengan memberikan jaminan inklusi, urutan, dan eksekusi transaksi kepada pengguna. Melalui sequencer L2 yang terpusat, pengguna menerima "soft confirmation" dan sertifikat preconfirmation, untuk memastikan transaksi akhirnya akan dimasukkan ke L1.

Keunggulan utama soft confirmation adalah dapat meningkatkan pengalaman pengguna. Setelah mengirimkan transaksi, pengguna dapat segera menerima sertifikat konfirmasi, sehingga memastikan transaksi akan dimasukkan ke L1 sesuai urutan yang diharapkan, mengurangi ketidakpastian, terutama dalam transaksi yang membutuhkan respons cepat seperti arbitrase. Selain itu, preconfirmation juga meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap sistem L2. Dengan meningkatnya kepercayaan pengguna terhadap keamanan pemrosesan transaksi, tingkat penggunaan ekosistem L2 juga akan meningkat. Dengan demikian, preconfirmation memainkan peran kunci dalam meningkatkan efisiensi dan kemudahan Rollup.

Apakah preconfirmation adalah solusi akhir?

Meskipun soft confirmation dari sequencer terpusat dapat meningkatkan pengalaman pengguna melalui urutan dan hasil yang diharapkan, hal ini bergantung pada kepercayaan terhadap sequencer. Tanpa tindakan hukum atau teknis yang memaksa, pengguna hanya dapat bergantung pada keandalan sequencer. Ketergantungan ini membawa kemungkinan bahwa transaksi mungkin tidak dimasukkan sesuai urutan yang benar, atau bahkan tidak dimasukkan sama sekali ke L1, sehingga tidak dapat memberikan jaminan stabil yang diharapkan pengguna.

Penjelasan Konsep dan Praktik Based Preconfirmation dengan Contoh Taiko

Taiko telah menginvestasikan banyak upaya dalam implementasi berbasis preconfirmation, karena metode ini sangat sesuai dengan karakteristik inti Based Rollup. Jika Based Preconfirmation berhasil diintegrasikan ke dalam kerangka kerja Taiko, tidak hanya dapat secara signifikan mengurangi keterlambatan konfirmasi akhir transaksi, tetapi juga akan meningkatkan pengalaman pengguna. Selain itu, peningkatan ini juga akan mengaktifkan berbagai layanan yang sebelumnya terbatas, sehingga dapat beroperasi secara efisien di jaringan Taiko.

Sebelum memahami lebih dalam tentang Based Preconfirmation, perlu meninjau beberapa karakteristik kunci Taiko untuk memahami secara lebih komprehensif tentang kesesuaian dan keunggulan metode ini.

Analisis Kasus Taiko

Taiko sepenuhnya menunjukkan karakteristik inti Based Rollup. Ia tidak hanya mencapai interoperabilitas penuh dengan infrastruktur Ethereum, tetapi juga berkomitmen untuk sepenuhnya selaras dengan mekanisme keamanan Ethereum. Taiko mengadopsi arsitektur Based Rollup, yang berarti tidak bergantung pada sequencer terpusat, melainkan mengandalkan validator Ethereum untuk berperan sebagai sequencer, bertanggung jawab atas urutan transaksi dan blok.

Dengan kata lain, sequencer Taiko adalah jenis peran yang sama dengan proposer blok Ethereum. Desain ini memberikan tanggung jawab dan mekanisme insentif khusus, seperti mendapatkan hadiah MEV (Maximum Extractable Value) dan manfaat lain dari status sequencer. Oleh karena itu, ketika terjadi masalah dalam proses sequencing L2 Taiko, para sequencer ini secara alami akan menanggung tanggung jawab terkait karena keterkaitan kepentingan mereka dalam ekosistem Ethereum. Mekanisme ini membuat Taiko memiliki perbedaan signifikan dalam tanggung jawab operasional dibandingkan proyek L2 Ethereum lainnya.

Selain itu, perlu dicatat bahwa model Based Rollup Taiko dirancang sebagai "Based Contestable Rollup (BCR)", sebuah struktur yang bertujuan untuk mendorong persaingan sehat. Melalui desain terbuka dan tanpa izin, Taiko memastikan desentralisasi sistem dan memungkinkan siapa saja untuk berpartisipasi, sehingga membuat sistem lebih adil dan transparan.

Preconfirmation Berbasis Based Rollup

Lalu, seperti apa model preconfirmation yang dirancang khusus untuk Based Rollup? Jawabannya adalah "Based Preconfirmation". Model ini bertujuan untuk menggantikan mekanisme soft confirmation tradisional dengan konfirmasi yang diverifikasi langsung di L1.

Based Preconfirmation menyediakan sistem di mana beberapa validator L1 secara sukarela berpartisipasi dan memberikan layanan preconfirmation. Sebagai sequencer, validator ini memberikan prediksi hasil transaksi Rollup yang dapat diverifikasi kepada pengguna. Cara ini memberikan jaminan yang dapat dipercaya kepada pengguna mengenai inklusi dan urutan transaksi, dan jaminan ini langsung berbasis L1, sehingga meningkatkan kredibilitas dan keandalan proses Rollup.

Justin Drake pertama kali mengajukan konsep Based Preconfirmation, dan memperkenalkan peran khusus yang disebut "Preconfer", yang dapat memberikan jaminan tanda tangan kepada pengguna, secara jelas menyatakan urutan dan status eksekusi transaksi. Untuk memastikan keandalan komitmen, setiap preconferrer harus melakukan staking sejumlah jaminan. Jika mereka gagal memenuhi komitmen terkait urutan atau status eksekusi transaksi, mereka akan menghadapi hukuman slashing, yaitu kehilangan sebagian atau seluruh jaminan mereka.

Mekanisme slashing telah banyak diterapkan dalam staking PoS Ethereum untuk secara efektif menahan perilaku jahat. Mekanisme ini tidak hanya memperkuat rasa tanggung jawab preconferrer, tetapi juga membangun dasar kepercayaan antara pengguna dan preconferrer.

Ada dua situasi yang dapat menyebabkan preconferrer dikenai hukuman slashing:

1. Kegagalan Liveness: Jika preconferrer karena alasan apa pun gagal memasukkan transaksi preconfirmation pengguna ke dalam chain, maka terjadi kegagalan liveness. Karena kegagalan liveness tidak selalu disengaja, hukumannya relatif ringan. Kegagalan ini dapat disebabkan oleh masalah jaringan atau gangguan pada blockchain L1 atau L2, sehingga transaksi tidak dapat dimasukkan ke chain dengan benar. Untuk melindungi preconferrer yang jujur dari hukuman yang tidak pantas, jumlah hukuman untuk kegagalan liveness biasanya dinegosiasikan antara pengguna dan preconferrer.
2. Kegagalan Safety: Jika transaksi preconfirmation dimasukkan ke chain, tetapi hasilnya tidak konsisten dengan permintaan awal pengguna, maka terjadi kegagalan safety. Ketidakkonsistenan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab preconferrer, sehingga hukuman untuk kegagalan safety biasanya lebih berat. Jaminan preconferrer akan disita seluruhnya, terlepas dari apakah masalah tersebut disengaja atau tidak.

Untuk menjadi preconferrer dalam model Based Preconfirmation, sebuah node (biasanya proposer blok L1) harus menerima ketentuan mekanisme slashing ini dan melakukan staking jaminan yang diperlukan. Setelah disetujui, preconferrer dapat memberikan layanan kepada pengguna dan memperoleh pendapatan melalui biaya layanan.

Model biaya ini memberikan kemudahan yang signifikan bagi pengguna, memungkinkan mereka untuk melewati keterlambatan inheren dalam konfirmasi akhir transaksi Rollup. Misalnya, setelah pengguna mengirimkan transaksi preconfirmation melalui dompet pribadi, mereka dapat segera menerima sertifikat konfirmasi dari preconferrer.

Preconferrer yang berpartisipasi dalam Based Preconfirmation tidak hanya dapat memperoleh pendapatan tambahan melalui biaya, tetapi juga membantu mengoptimalkan proses konfirmasi transaksi Rollup. Model ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga menyediakan solusi konfirmasi akhir transaksi yang andal dan efisien untuk seluruh ekosistem L2, sehingga semakin meningkatkan daya tarik dan kegunaannya.

Mengapa Pengguna Bersedia Membayar Biaya untuk Preconfirmation?

Hal ini sebenarnya sangat terkait dengan tujuan inti preconfirmation. Pengguna bersedia membayar biaya preconfirmation karena secara langsung menyelesaikan masalah inefisiensi dalam proses konfirmasi akhir transaksi Rollup, memberikan kemudahan yang signifikan bagi pengguna.

Misalnya, ketika pengguna mengirimkan transaksi preconfirmation di blockchain L2 melalui dompet pribadi, transaksi standar mungkin harus menunggu konfirmasi akhir, sedangkan pengguna yang meminta preconfirmation dapat segera menerima jaminan dari preconferrer dan menyelesaikan transaksi tanpa penundaan. Pada saat itu, pengguna bahkan dapat melihat tanda centang hijau di antarmuka dompet, yang dengan jelas menunjukkan bahwa transaksi telah berhasil.

Contoh lain pada layanan DeFi, ketika pengguna melakukan pertukaran token di platform DeFi L2, preconfirmation dapat memberikan perlindungan tambahan untuk transaksi terkait. Dalam keadaan normal, kurs atau biaya transaksi mungkin tidak konsisten dengan hasil transaksi yang sebenarnya karena keterlambatan. Namun, dengan preconfirmation, pengguna dapat menikmati proses konfirmasi akhir transaksi yang cepat dan efisien, mengurangi perbedaan antara kondisi yang diharapkan dan hasil aktual, sehingga mendapatkan pengalaman layanan yang lebih andal.

Skenario aplikasi ini tidak hanya memungkinkan pengembang memberikan layanan yang lebih presisi, tetapi juga memberikan pengalaman penggunaan yang lebih lancar dan nyaman bagi pengguna. Dinamika ini semakin mendukung ekspansi ekosistem L2, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekosistem L1 yang lebih luas. Selain itu, bagi sequencer Based Rollup, pendapatan tambahan dari preconfirmation memberikan model keuntungan yang menarik. Desain ini secara efektif menyelesaikan beberapa kelemahan tradisional Based Rollup, menjadikannya pilihan ideal bagi sequencer, dengan keandalan dan daya tarik.

Apa Tantangan yang Dihadapi Based Preconfirmation?

Based Preconfirmation masih menjadi bidang penelitian yang sangat diperhatikan di antara proyek Layer2 berbasis Rollup seperti Taiko. Meskipun mekanisme ini memberikan solusi yang jelas untuk meningkatkan kinerja dan skalabilitas L2 sambil mempertahankan desentralisasi, penerapannya dalam praktik masih menghadapi beberapa tantangan yang harus diatasi untuk adopsi yang lebih luas.

Pertama, ketika Preconfer mengirimkan transaksi ke blok, pengguna mungkin tidak dapat memperoleh jaminan absolut atas inklusi transaksi. Meskipun preconferrer memberikan jaminan melalui staking, mekanisme ini masih belum sepenuhnya menyelesaikan masalah transaksi yang tidak dapat dimasukkan karena gangguan eksternal. Terutama jika nilai transaksi lebih tinggi dari jumlah staking preconferrer, preconferrer dapat menyalahgunakan wewenangnya untuk secara selektif memasukkan atau mengecualikan transaksi tertentu, sehingga menimbulkan risiko potensial.

Tantangan signifikan lainnya adalah model keuntungan berbasis preconfirmation. Sumber pendapatan utama preconferrer adalah biaya preconfirmation yang dibayarkan pengguna. Namun, jika jumlah preconferrer tidak cukup atau tingkat partisipasinya rendah, dapat menyebabkan pasar menjadi terpusat dan cenderung monopoli. Dalam situasi ini, biaya preconfirmation dapat dinaikkan secara artifisial, meningkatkan biaya transaksi cepat dan efisien bagi pengguna, sehingga mengancam perkembangan sehat ekosistem preconfirmation.

Perlu dicatat bahwa konsep Based Preconfirmation relatif baru, baru diajukan sekitar satu tahun yang lalu. Untuk menjadikannya "alat kunci" dalam memaksimalkan kecepatan dan efisiensi solusi L2 berbasis Rollup, masih diperlukan waktu untuk praktik dan penyempurnaan. Namun, seiring Rollup telah menjadi komponen inti skalabilitas Ethereum, eksplorasi lebih lanjut preconfirmation untuk meningkatkan kinerja menandai langkah penting dalam pengembangan teknologi L2.

Khususnya Taiko, telah mencapai kemajuan penting dalam mendorong implementasi Based Preconfirmation. Pada saat yang sama, Taiko bekerja sama dengan Taiko Gwyneth, Nethermind, Chainbound, Limechain, Primev, dan Espresso, bersama-sama mengeksplorasi dan mengembangkan skenario aplikasi Based Preconfirmation. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong evolusi lebih lanjut ekosistem L2, dan detail lebih lanjut akan dibahas pada bab berikutnya.

Pandangan Menyeluruh Ekosistem Preconfirmation: Penjelasan Diagram Alur dan Eksplorasi Proyek

Pada bab ini, kita akan membahas proyek-proyek mana yang secara aktif meneliti dan mendorong perkembangan teknologi preconfirmation dalam ekosistem L2 berbasis Rollup. Karena ekosistem ini masih dalam tahap awal pengembangan, kita akan menggunakan diagram alur untuk menampilkan dan memahami proses preconfirmation secara lebih intuitif.

Diagram Alur Preconfirmation

Preconfirmation adalah proses kompleks yang membutuhkan kolaborasi erat antara L1 dan L2, melibatkan banyak peran, di mana setiap peran memiliki tanggung jawab tertentu. Untuk memudahkan pemahaman proses ini secara lebih intuitif, saya membuat diagram alur untuk ringkasan singkat. Perlu dicatat bahwa diagram ini bertujuan untuk membantu menjelaskan logika keseluruhan, sehingga tidak secara ketat membedakan karakteristik Rollup dan Based Rollup, melainkan berfokus pada proses umum di tingkat dasar.

Sebelum memahami langkah-langkah spesifik pada diagram alur, mari kita kenali peran dan fungsi masing-masing pihak yang terlibat dalam proses preconfirmation:

• Pengguna (User): Pengguna individu yang menggunakan jaringan L1 atau L2, bertanggung jawab membuat dan mengirimkan transaksi. Jika pengguna ingin mendapatkan jaminan preconfirmation, mereka akan mengirimkan transaksi yang telah disusun kepada preconferrer.
• Preconferrer: Dalam proses preconfirmation, preconferrer bertanggung jawab meninjau transaksi dan memverifikasi validitasnya, kemudian memberikan jaminan preconfirmation kepada pengguna. Melalui preconfirmation, pengguna dapat dengan cepat memperoleh jaminan status transaksi sebelum penyelesaian akhir. Jika node tidak memiliki kualifikasi preconfirmation, mereka bertindak sebagai Non-Preconf Actors, terutama memproses transaksi biasa, bukan transaksi preconfirmation, mirip dengan node validator standar.
• Validator L1: Bertanggung jawab untuk verifikasi akhir transaksi dan blok di jaringan L1. Setelah preconferrer mengirimkan data transaksi, validator L1 akan memverifikasinya dan mencatat data akhir ke blockchain L1, memastikan integritas transaksi dan kepatuhan terhadap aturan konsensus.
• Preconfirmation Challenge Manager: Ketika terjadi perselisihan atau masalah dalam proses preconfirmation, peran ini bertanggung jawab untuk menyelidiki masalah dan mengambil tindakan yang sesuai untuk menyelesaikan perselisihan. Peran ini sangat penting untuk menjaga keadilan dan keandalan proses preconfirmation.

Sekarang, mari kita urutkan proses preconfirmation sesuai urutan pada diagram alur:

1. Pengguna mengirimkan permintaan transaksi ke preconferrer di antara peserta preconfirmation untuk memulai proses preconfirmation.
2. Preconferrer meninjau transaksi dan mengirimkan tanda terima preconfirmation, berjanji kepada pengguna bahwa transaksi tersebut akan dimasukkan ke dalam blok L1, sehingga memberikan jaminan finalitas awal kepada pengguna.
3. Preconferrer mengirimkan data transaksi yang perlu dimasukkan ke blok L1 kepada validator L1. Data ini bisa berupa transaksi tunggal, atau data agregat yang telah diproses oleh sequencer L2.
4. Validator L1 memverifikasi data transaksi atau data agregat yang dikirimkan, dan mencatatnya ke dalam blok L1, memastikan kepatuhan terhadap aturan konsensus blockchain.
5. Setelah beberapa waktu, blok L1 yang berisi data transaksi atau data agregat mencapai finalitas, dan transaksi secara resmi dikonfirmasi selesai.
6. Pengguna dapat memeriksa hasil akhir transaksi melalui node L1, dan jika perlu, menggunakan informasi terkait untuk mengajukan perselisihan atau tantangan preconfirmation yang potensial.
7. Jika terjadi transaksi yang tidak dimasukkan dengan benar ke L1 sesuai janji, preconferrer akan menghadapi hukuman dari preconfirmation challenge manager, seperti slashing jaminan atau pembekuan aset staking mereka.

Eksplorasi Proyek Terkait

• Astria: Astria berfokus pada penggantian sequencer terpusat dengan jaringan sequencer terdesentralisasi, dan mendukung beberapa Rollup untuk berbagi jaringan ini. Desain ini memberikan Rollup kemampuan anti-sensor yang lebih kuat, finalitas blok yang lebih cepat, serta interaksi lintas Rollup yang mulus. Untuk mencapai finalitas blok yang cepat, Astria memperkenalkan fitur preconfirmation, memungkinkan Rollup memberikan konfirmasi transaksi yang cepat dan meningkatkan kemampuan anti-sensor, sehingga secara signifikan meningkatkan pengalaman pengguna.
• Bolt by Chainbound: Bolt adalah protokol preconfirmation yang dikembangkan oleh Chainbound, memberikan layanan konfirmasi transaksi hampir instan kepada pengguna Ethereum. Operasinya didasarkan pada mekanisme partisipasi tanpa kepercayaan dan staking ekonomi, serta kompatibel dengan pipeline MEV-Boost PBS yang ada, menciptakan peluang pendapatan baru bagi proposer. Fitur inti Bolt adalah preconfirmation L1, memberikan finalitas instan untuk transaksi dasar (seperti transfer dan otorisasi), sehingga meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan mengalihkan tanggung jawab inklusi transaksi dari builder blok terpusat ke proposer, Bolt meningkatkan kemampuan anti-sensor sistem. Selain itu, mekanisme registrasi proposer staking memastikan lingkungan tanpa kepercayaan, mendukung berbagai jenis smart contract secara fleksibel.
• Espresso System: Espresso System adalah protokol yang berfokus pada peningkatan interoperabilitas ekosistem blockchain. Ia menggunakan protokol konsensus HotShot Byzantine Fault Tolerance (BFT) untuk mencapai urutan transaksi dan finalitas data yang cepat antar multi-chain. Espresso System mencakup Espresso Network dan Espresso Marketplace, yang bekerja sama untuk memberikan finalitas transaksi yang cepat dan interoperabilitas yang efisien, dengan tujuan meningkatkan skalabilitas dan keamanan ekosistem blockchain.
• Ethgas: Ethgas adalah pasar untuk perdagangan ruang blok transaksi, di mana pencocokan transaksi dikelola oleh sistem terpusat, dan proses on-chain dilakukan melalui smart contract. Ethgas menyediakan dua fitur utama: preconfirmation inklusi (memastikan transaksi dimasukkan dalam batas Gas yang ditentukan) dan preconfirmation eksekusi (memastikan transaksi mencapai status atau hasil tertentu). Ethgas berfokus pada perlindungan privasi transaksi dalam perdagangan ruang blok, dan dikenal dengan tujuan operasional yang netral.
• Luban: Luban berfokus pada pengembangan lapisan sequencer terdesentralisasi untuk menghubungkan data transaksi antara jaringan Ethereum dan Rollup. Lapisan sequencer ini dirancang sebagai sistem terdesentralisasi yang memisahkan peran proposer dan eksekutor. Fitur preconfirmation Luban, dengan memastikan eksekusi transaksi sebelum dimasukkan ke jaringan Ethereum, secara signifikan meningkatkan keandalan transaksi, sekaligus membantu mengoptimalkan biaya transaksi, harga Gas, dan faktor kunci lainnya seperti MEV.
• Primev: Primev sedang mengembangkan jaringan proposer yang terintegrasi dengan MEV, menggabungkan preconfirmation dengan fitur MEV untuk membangun jaringan peer-to-peer yang efisien dan andal. Jaringan ini mencatat komitmen eksekusi transaksi Ethereum dan memberikan insentif kepada proposer melalui mekanisme hadiah atau hukuman. Primev memungkinkan peserta MEV menetapkan kondisi eksekusi spesifik untuk transaksi mereka, dan builder serta validator blok dapat berkomitmen untuk memenuhi kondisi tersebut, sehingga memastikan preconfirmation transaksi. Berdasarkan EIP-4337, Primev mendukung opsi preconfirmation dan biaya Gas yang fleksibel, tidak hanya meningkatkan efisiensi pemrosesan transaksi, tetapi juga semakin mengoptimalkan pengalaman pengguna.
• Puffer Unifi: Layanan Validasi Aktif (Actively Validated Services, AVS) Puffer Unifi dibangun di atas EigenLayer, berfokus pada penyelesaian tantangan preconfirmation di ekosistem Ethereum, terutama dalam arsitektur Based Rollup. Puffer Unifi AVS memanfaatkan fitur restaking EigenLayer untuk mendukung mekanisme partisipasi preconfirmation, dengan tujuan meningkatkan efisiensi konfirmasi akhir transaksi. Seiring berkembangnya Based Rollup, permintaan akan penyedia preconfirmation yang andal terus meningkat, dan tujuan Puffer Unifi AVS adalah memenuhi permintaan tersebut. Visi akhirnya adalah mencapai preconfirmation yang efisien tanpa mengubah protokol inti, sehingga mendorong pertumbuhan berkelanjutan ekosistem Ethereum.
• Skate: Preconfirmation AVS Skate mengandalkan aset restaking di EigenLayer untuk memberikan jaminan keamanan ekonomi bagi semua operasi lintas chain. AVS ini memverifikasi data dan informasi bundel yang diperlukan untuk transaksi lintas chain, kemudian ditandatangani dan disiapkan untuk dieksekusi oleh relay Skate. Melalui proses ini, Skate AVS mewujudkan preconfirmation data, secara signifikan meningkatkan keandalan dan efisiensi transaksi lintas chain.
• Spire: Based Stack milik Spire adalah kerangka kerja Rollup berbasis Ethereum yang dirancang untuk mendukung pengembang dalam membangun app chain. Kerangka kerja ini memungkinkan app chain berinteraksi langsung dengan Ethereum dan menyesuaikan metode sequencing mereka, mendukung fitur seperti pertukaran lintas chain, sekaligus mengoptimalkan pengalaman pengguna melalui preconfirmation. Based Stack mendukung berbagai lingkungan eksekusi, menjamin pendapatan sequencing app chain, dan tetap kompatibel dengan shared sequencer tradisional. Sebagai proyek open source, Based Stack menyediakan alat dan sumber daya lengkap yang dibutuhkan pengembang untuk membangun dan mengelola app chain, sehingga mendorong pengembangan app chain dan interoperabilitas ekosistem Ethereum.
• Taiko Gwyneth: Taiko Gwyneth adalah desain Rollup yang sedang dikembangkan oleh Taiko, diklasifikasikan sebagai arsitektur based Rollup. Tujuannya adalah mencapai interoperabilitas penuh dengan Ethereum, sekaligus mengelola sequencing transaksi langsung di Ethereum. Desain ini sepenuhnya memanfaatkan keamanan dan desentralisasi Ethereum, sekaligus memberikan throughput tinggi dan konfirmasi akhir yang cepat. Saat ini, Taiko menjalankan mekanisme proposer untuk membantu pembuatan blok, dan sedang mengeksplorasi mekanisme preconfirmation untuk memfasilitasi produksi blok yang menguntungkan di komunitas. Mekanisme ini bertujuan untuk mengoptimalkan penjadwalan waktu blok dan efisiensi publikasi data. Untuk mencapai tujuan ini, Taiko bekerja sama erat dengan proyek seperti Nethermind dan Gattaca.

• Chorus One: Chorus One adalah proyek yang menyediakan layanan validasi dan infrastruktur untuk jaringan blockchain, berfokus pada layanan staking di berbagai protokol untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan jaringan. Sebagai validator L1, tugas Chorus One adalah memverifikasi transaksi dan menghasilkan blok, sehingga meningkatkan keandalan dan efisiensi seluruh jaringan. Baru-baru ini, Chorus One menunjukkan minat besar pada teknologi preconfirmation, bahkan mengadakan acara khusus terkait selama Devcon 2024.

• Nethermind: Nethermind adalah proyek yang berfokus pada pengembangan klien dan alat Ethereum, dengan tujuan utama meningkatkan kinerja dan stabilitas jaringan blockchain. Dengan memperkenalkan teknologi optimasi canggih, Nethermind secara aktif mendorong peningkatan throughput transaksi jaringan Ethereum. Untuk teknologi preconfirmation, Nethermind telah melakukan penelitian mendalam dan telah mengajukan proposal ke program pendanaan Taiko, dengan tujuan mempercepat penerapan fitur preconfirmation di mainnet Taiko. Proposal ini didasarkan pada proyek Nethermind RFP-001, yang diimplementasikan dalam dua tahap: tahap pertama akan menguji fitur preconfirmation di antara peserta yang diotorisasi terbatas; tahap kedua berencana secara bertahap memperluas cakupan aplikasi preconfirmation.

Pandangan ke Depan

Taiko dan banyak proyek Layer2 Based Rollup, baik yang menggunakan arsitektur Based Rollup maupun tidak, sedang berupaya mengoptimalkan proses konfirmasi akhir transaksi yang tidak efisien pada Rollup tradisional. Dengan memperkenalkan konsep preconfirmation, proyek-proyek ini sedang membangun sistem konfirmasi transaksi yang memungkinkan pengguna mengonfirmasi transaksi dengan lebih cepat dan andal. Dengan cara ini, proyek-proyek ini terus mengeksplorasi cara meningkatkan pengalaman pengguna dan membangun kepercayaan pengguna.

Taiko sepenuhnya memanfaatkan posisinya sebagai proyek Layer2 Based Rollup, secara aktif mendorong implementasi mekanisme Based Preconfirmation, sehingga mencapai interoperabilitas penuh dan desentralisasi dengan Ethereum. Taiko, dengan memberikan jaminan konfirmasi akhir transaksi yang cepat dan andal kepada pengguna, secara signifikan meningkatkan kecepatan dan keandalan pemrosesan transaksi, sehingga secara signifikan meningkatkan pengalaman pengguna.

Namun, beberapa pakar industri, termasuk Ed Felten dari Arbitrum, menunjukkan bahwa saat ini masih kurang middleware matang yang sepenuhnya mendukung preconfirmation. Hal ini menunjukkan bahwa kematangan teknologi preconfirmation dan model keuntungan preconferrer masih menghadapi tantangan, yang perlu segera diatasi.

Seperti yang dijelaskan dalam artikel ini, semakin banyak proyek dan peserta yang secara aktif memasuki bidang preconfirmation, masing-masing membawa solusi inovatif unik untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi Ethereum Layer2. Tren ini juga sejalan dengan hukum umum bahwa konsep sistem akan terus dioptimalkan setelah implementasi awal. Saya percaya, tahap ini menandai titik penting dalam evolusi sistem L2, dan juga merupakan perkembangan positif yang menggembirakan di ekosistem L2 saat ini.

Meningkatkan kemudahan pengguna melalui preconfirmation tidak hanya dapat berdampak mendalam pada bidang yang menekankan kecepatan dan efisiensi seperti DeFi dan game, tetapi juga dapat menghubungkan kembali Ethereum dengan bagian ekosistem yang sebelumnya terfragmentasi melalui peningkatan kinerja Ethereum Layer2. Peningkatan kinerja ini dapat memungkinkan lebih banyak proyek Ethereum Layer2 Type-1 untuk mencapai integrasi mendalam dengan Ethereum, sehingga melepaskan potensi yang sebelumnya sulit dicapai karena keterbatasan kecepatan. Kemajuan ini pasti akan berdampak mendalam pada seluruh ekosistem Ethereum.

Preconfirmation masih merupakan jalan yang penuh tantangan. Namun, pelopor seperti Taiko terus maju, berfokus pada memberikan lebih banyak kemudahan bagi pengguna. Inovasi tidak pernah mudah, tetapi sebagai pendukung Ethereum dan ekosistem Layer2-nya, saya menyampaikan penghormatan dan dorongan tulus atas upaya mereka.