Afrika berada di ambang transformasi perdagangan yang berpotensi membentuk masa depan ekonominya. IOTA bekerja sama dengan berbagai organisasi internasional terkemuka untuk mendorong digitalisasi arus barang, data, dan pembayaran di seluruh benua Afrika, membuka nilai perdagangan baru senilai puluhan miliar dolar, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Inisiatif ini, yang bernama ADAPT (African Continental Free Trade Area Digital Access and Trade Public Infrastructure Initiative), mengintegrasikan pembayaran tanpa hambatan, akses data yang aman, dan identitas digital ke dalam satu infrastruktur publik digital terpadu, memungkinkan negara-negara Afrika untuk berdagang dengan keamanan, transparansi, dan efisiensi yang lebih tinggi.
Setelah diimplementasikan sepenuhnya, ADAPT diharapkan dapat mencapai tujuan berikut:
- Pada tahun 2035, menghubungkan semua negara Afrika untuk berdagang di atas infrastruktur digital terbuka yang terpadu;
- Pada tahun 2035, menggandakan volume perdagangan intra-Afrika, membuka nilai perdagangan tambahan tahunan lebih dari 70 billions USD;
- Menghasilkan manfaat ekonomi sebesar 23.6 billions USD setiap tahun melalui perdagangan yang lebih cepat dan berbiaya rendah;
- Memperpendek waktu clearance di perbatasan dari maksimal 14 hari menjadi kurang dari 3 hari;
- Menurunkan biaya pembayaran lintas negara dari 6% – 9% menjadi di bawah 3%.
Untuk memahami bagaimana ADAPT dapat mewujudkan dampak ini, pertama-tama perlu meninjau mengapa sistem perdagangan Afrika membutuhkan fondasi digital dan bagaimana inisiatif ini dapat membuka potensi tersebut.
Membuka Potensi Perdagangan Afrika
Afrika memiliki 1.5 miliar penduduk dan total PDB lebih dari 3 trillions USD, menjadikannya kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia. Namun, meskipun skalanya besar, perdagangan intra-Afrika hanya menyumbang 17% dari total volume perdagangan, jauh di bawah tingkat lebih dari 60% di Asia dan Eropa.
Potensi perdagangan Afrika terhambat oleh inefisiensi struktural. Kurangnya identitas digital yang tepercaya atau mekanisme pertukaran data yang aman menyebabkan terjadinya silo informasi. Dokumen kertas memperlambat logistik, memperpanjang waktu clearance di perbatasan hingga berjam-jam. Pembayaran lintas negara bisa memakan waktu berminggu-minggu dengan biaya hingga 9%, menyebabkan sekitar 25 billions USD hilang dari ekonomi Afrika setiap tahun. Selain itu, 81 billions USD kesenjangan pembiayaan perdagangan membatasi akses modal bagi UKM.
Hambatan-hambatan ini menyebabkan rantai pasok yang tidak efisien, keterlambatan, dan kurangnya kepercayaan, sementara infrastruktur publik digital berpotensi menghilangkan masalah-masalah ini sepenuhnya. ADAPT menyediakan platform untuk mencapai tujuan tersebut, dan IOTA merasa terhormat menjadi mitra pendiri.
Di bawah kepemimpinan Sekretariat African Continental Free Trade Area (AfCFTA) , IOTA, Tony Blair Institute for Global Change dan World Economic Forum bersama-sama mendorong ADAPT, dengan tujuan menjadikan perdagangan Afrika sebagai tolok ukur inovasi digital global.
Sir Tony Blair, pendiri dan ketua eksekutif Tony Blair Institute for Global Change, menyatakan:
Institusi kami merasa terhormat dapat merancang dan mengimplementasikan platform ADAPT baru ini bersama Sekretariat AfCFTA, IOTA Foundation, dan banyak mitra sektor publik dan swasta. Kami akan memberikan dukungan nyata melalui tim di 17 negara Afrika dan terus membawa sumber daya teknologi dan keuangan terbaik dunia untuk memastikan pasar digital tunggal Afrika berakar di Afrika dan terhubung secara global.
Inti Digital ADAPT
ADAPT terutama membantu AfCFTA mencapai tujuannya melalui tiga lapisan infrastruktur yang saling terhubung: identitas, data, dan keuangan. ADAPT akan membangun:
- Identitas digital tepercaya: Perusahaan dan pemerintah akan memperoleh identitas digital yang aman dan mandiri melalui decentralized identifiers dan verifiable credentials, serta terintegrasi dengan sistem identitas nasional seperti Kenya eCitizen dan Nigeria NIMC.
- Pertukaran data lintas negara: ADAPT akan membangun sumber data tepercaya terpadu untuk dokumen perdagangan dan informasi logistik, menggunakan smart contract, pemeriksaan kepatuhan berbasis AI, dan pelacakan barang berbasis IoT untuk memangkas waktu clearance di perbatasan lebih dari setengahnya.
- Lapis keuangan yang interoperabel: Dengan menghubungkan mobile money, perbankan, stablecoin seperti USDT, dan mata uang digital ke satu jaringan, ADAPT akan mengurangi waktu clearance dan biaya transaksi.
Lapisan-lapisan ini secara kolektif akan membuka pembiayaan perdagangan bernilai miliaran dolar bagi UKM, meningkatkan keamanan dan transparansi, serta memastikan arus informasi dan barang yang tepercaya dan efisien.
Seperti yang dikatakan oleh Chido Munyati, Kepala Wilayah Afrika World Economic Forum:
ADAPT adalah tonggak penting dalam mendorong perdagangan bebas dan pembangunan ekonomi Afrika. Inefisiensi perdagangan tetap menjadi salah satu hambatan utama pertumbuhan bisnis, dan digitalisasi proses perdagangan akan sepenuhnya mengubah cara ekonomi Afrika terhubung dan berkolaborasi.
Mesin Penggerak: Infrastruktur Publik Digital Open Source
Visi teknologi ADAPT adalah memanfaatkan serangkaian teknologi baru, termasuk jaringan blockchain publik IOTA, untuk mewujudkan interoperabilitas antara sistem nasional, platform industri, dan layanan digital yang ada.
Sebagai mitra pendiri, IOTA akan memberikan keahlian teknis dan dukungan untuk membangun dan mengintegrasikan ADAPT di atas jaringan IOTA. Teknologi ini mengubah setiap batch barang, setiap dokumen, dan setiap transaksi menjadi data digital yang dapat diverifikasi, memungkinkan arus lintas negara yang mulus dan mentransformasi perdagangan.
Berkat pengalaman mengembangkan TLIP dan TWIN di Kenya, IOTA memiliki posisi unik sebagai mitra strategis untuk program ADAPT.
Dengan membangun infrastruktur publik digital terpadu berbasis blockchain, Afrika akan memiliki satu sumber data tepercaya untuk perdagangan lintas negara yang mulus:
- Setiap tahap rantai pasok, mulai dari sertifikat ekspor-impor, faktur, hingga semua dokumen perdagangan lainnya, sepenuhnya terdigitalisasi, terverifikasi, dan anti-manipulasi;
- Barang dalam perjalanan dapat melewati clearance perbatasan dengan lebih efisien, secara signifikan meningkatkan efisiensi dan mengurangi keterlambatan serta biaya;
- Tokenisasi aset seperti barang fisik dan mineral penting akan memberikan solusi pembiayaan perdagangan yang lebih baik dan berbiaya rendah bagi bisnis Afrika;
- Pembayaran menggunakan stablecoin seperti USDT dan mata uang digital lainnya akan memungkinkan perdagangan lintas negara dan penyelesaian pembiayaan yang lebih cepat dan murah.
Teknologi ini memungkinkan setiap peserta memperoleh data tepercaya yang sama, meningkatkan kolaborasi, akuntabilitas, dan kepercayaan di seluruh proses perdagangan.
Teknologi ini telah berhasil divalidasi oleh lembaga publik dan perusahaan swasta di Kenya , Rwanda , Inggris dan Belanda .
Implementasi dan Pengembangan
Penerapan ADAPT akan dilakukan dalam tiga tahap:
- 2025–2026: Uji coba di tiga negara termasuk Kenya dan Ghana;
- Mulai 2026: Ekspansi ke lebih banyak negara anggota, pengembangan kerangka hukum, teknis, dan tata kelola;
- 2027–2035: Implementasi penuh di seluruh negara Afrika.
Setiap tahap mengundang investor, inovator, dan mitra pembangunan untuk memperkuat kolaborasi, bersama-sama membangun fondasi ekonomi perdagangan digital Afrika. ADAPT telah aktif menjalin kerja sama dan menyambut mitra lain (seperti Visa) untuk berpartisipasi.
Komitmen IOTA untuk Masa Depan Digital Afrika
Meski ADAPT adalah proyek kolaborasi unggulan, ini hanyalah bagian dari komitmen luas IOTA terhadap transformasi digital Afrika. Dalam empat tahun ke depan, kami akan:
- Membangun dan memperluas infrastruktur terdesentralisasi, mengembangkan kapasitas perdagangan digital lokal;
- Melalui kegiatan khusus, hackathon, dan kerja sama universitas, membina generasi inovator Afrika berikutnya;
- Meluncurkan solusi pembiayaan perdagangan yang dirancang khusus untuk pasar Afrika;
- Memperluas aplikasi pembayaran digital dan stablecoin, mendukung penyelesaian lintas negara yang lebih luas, cepat, dan murah.
Melalui inisiatif-inisiatif ini, IOTA bertujuan menjadi infrastruktur dasar yang membantu Afrika menuju pertumbuhan ekonomi digital dan berkelanjutan.
Dominik Schiener, Co-Founder dan Chairman IOTA Foundation, menyatakan:
Keberhasilan penerapan teknologi distributed ledger dalam proyek percontohan di Kenya dan Rwanda menunjukkan dengan jelas bahwa Afrika siap untuk perubahan ini. Benua Afrika telah menjadi panutan dunia, membuka potensi ekonomi besar dengan memberikan peluang pembiayaan baru bagi jutaan bisnis, serta menciptakan lingkungan persaingan perdagangan yang lebih adil.
Dengan menyediakan backbone terdesentralisasi untuk data perdagangan, teknologi IOTA mendukung pembangunan pasar terpadu yang berbasis kepercayaan, keamanan, dan keterbukaan.
Ingin tahu lebih banyak? Ikuti AMA pada 19 November (Selasa) pukul 23:00 GMT+8, di mana Dominik Schiener dan para tamu akan berbagi lebih banyak detail. Pengguna yang tertarik dapat mengajukan pertanyaan sebelumnya atau secara langsung melalui platform X.
