- El Salvador menambah 1.098 BTC dalam tujuh hari, memperkuat komitmennya terhadap akumulasi Bitcoin jangka panjang.
- Aksi pembelian besar ini menunjukkan strategi agresif pemerintah dalam memperluas cadangan nasional berbasis aset digital.
El Salvador telah mencatat penambahan 1.098,19 BTC hanya dalam tujuh hari. Angka ini membuat total kepemilikan negara tersebut naik menjadi 7.474,37 BTC, senilai sekitar US$685 juta.
Apakah negara itu sedang masuk mode “sultan” dalam hal akumulasi Bitcoin? Dari sudut pandang data, pergerakan ini terlihat cukup berani, apalagi pasar sedang bergerak naik-turun tanpa pola yang benar-benar tenang.
Source: Situs resmi El Salvador, Bitcoin Office
Dorongan Akumulasi El Salvador yang Terus Berjalan
Lebih lanjut lagi, catatan selama 30 hari terakhir menunjukkan bahwa El Salvador menambah 1.121,19 BTC ke neraca pemerintah. Ritme pembeliannya tidak menurun, malah terlihat makin mantap. Banyak yang menduga strategi ini sudah masuk jalur jangka panjang, terutama sejak Bitcoin dijadikan alat pembayaran sah beberapa tahun lalu.
Walau begitu, keberanian ini tetap memancing kekagetan, sebab tidak banyak negara yang mengakumulasi BTC secepat itu. Bukan cuma itu, keputusan ini muncul di saat volatilitas Bitcoin masih cukup terasa, sehingga manuver pemerintah tampak seperti langkah percaya diri yang tidak menunggu konfirmasi dari kondisi pasar.
Di sisi lain, langkah ini tidak hanya berbicara soal pembelian. Ada konteks regulasi yang ikut memperlihatkan arah kebijakan. Agustus lalu, CNF melaporkan bahwa El Salvador mengesahkan aturan yang mengizinkan bank investasi untuk menyimpan Bitcoin serta menawarkan layanan kripto khusus investor profesional.
Aturan itu juga menetapkan syarat modal tinggi dan lisensi khusus bagi lembaga yang ingin beroperasi sebagai bank investasi berbasis Bitcoin. Dengan kata lain, pemerintah tidak hanya menumpuk aset, tetapi juga membangun fondasi agar sistem keuangan mereka memiliki jalur tradisional dan kripto secara berdampingan.
Menariknya, perluasan regulasi ini sejalan dengan dorongan diplomatik yang terjadi sebelumnya. Juli lalu, Pakistan dan El Salvador menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk mendorong pemanfaatan Bitcoin di sektor publik serta membuka jalan bagi inklusi keuangan yang lebih luas.
Kerja sama itu juga mencakup penyusunan kebijakan kripto untuk negara berkembang, memanfaatkan pengalaman El Salvador sebagai negara yang lebih dulu mengadopsi Bitcoin secara resmi. Meski tidak ramai dibicarakan, kerja sama lintas negara seperti ini sering menjadi petunjuk bahwa Bitcoin mulai dilihat sebagai infrastruktur, bukan sekadar aset spekulatif.
Arah Kebijakan yang Terlihat Kian Berlapis
Namun demikian, berbagai media internasional mengangkat pertanyaan soal transparansi laporan pembelian. Data yang beredar memang mencantumkan angka yang sangat spesifik, tetapi belum terlihat adanya publikasi resmi dari Kementerian Keuangan El Salvador dalam bentuk laporan fiskal terbuka.
Meski begitu, pola pembelian yang berulang setiap hari membuat banyak pihak percaya bahwa strategi ini memang sedang dijalankan secara aktif. Beberapa analis menilai bahwa pemerintah tampaknya tidak ingin menunggu tren baru sebelum menambah simpanan, seolah menganggap akumulasi sebagai “investasi negara” yang tidak harus mengikuti ritme investor ritel.
Selain itu, konteks regional juga mulai ikut berubah. Negara lain mungkin masih bergerak hati-hati, tetapi El Salvador justru memperluas peran Bitcoin lewat regulasi, kerja sama lintas negara, dan pembelian mingguan yang konsisten.
