Dua Alasan Utama Bitcoin Memasuki Pasar Bear: Veteran Wall Street
Menurut seorang veteran Wall Street dan matematikawan Fred Krueger, ada dua alasan utama munculnya pasar bearish bitcoin: Pertama, ketika likuiditas global menjadi negatif, misalnya ketika Federal Reserve memperketat kebijakan moneter; Kedua, terjadinya guncangan khusus bitcoin (seperti insiden Mt. Gox, insiden penambang, atau penipuan) yang menyebabkan penjualan paksa.
Krueger mendukung pandangannya dengan data, dan menambahkan bahwa semua hal lain hanyalah kebisingan. Trader mendefinisikan "bear market" sebagai penurunan harga aset sebesar 20% atau lebih; oleh karena itu, harga berada di posisi rendah dan diperkirakan akan terus turun untuk beberapa waktu.
Kemunculan pasar bearish bitcoin hanya memiliki dua alasan:
17 Desember 2025
1. Likuiditas global berubah menjadi negatif (Federal Reserve/dolar AS memperketat kebijakan moneter)
2. Guncangan khusus bitcoin (bursa Mt. Gox, penambang, penipuan) yang menyebabkan penjualan paksa
Semua hal lain hanyalah kebisingan.
Mari kita analisis datanya, oke? 1/
Krueger mencantumkan beberapa contoh bitcoin memasuki pasar bearish, serta faktor pemicu di baliknya.
Pada tahun 2011, harga bitcoin anjlok dari 32 dolar menjadi 2 dolar, turun hingga 93%, yang terjadi bersamaan dengan berakhirnya kebijakan pelonggaran kuantitatif dan pengetatan dolar AS. Selama periode ini, pasar saham juga diam-diam memasuki pasar bearish.
Dari tahun 2013 hingga 2015, harga bitcoin turun dari hampir 1.100 dolar menjadi 200 dolar, penurunan sebesar 85%, periode ini bertepatan dengan kebangkrutan bursa Mt. Gox dan penjualan paksa besar-besaran.
Dari tahun 2017 hingga 2018, ketika bitcoin turun dari 20.000 dolar menjadi 3.000 dolar, penurunan sebesar 84%, periode ini bertepatan dengan dimulainya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dan penerapan kebijakan pengetatan kuantitatif. Likuiditas dolar AS global juga mencapai puncaknya, dan leverage pasar terkait mengalami likuidasi besar-besaran.
Pada Maret 2020, harga bitcoin turun dari 9.000 dolar menjadi 3.800 dolar, turun sekitar 60% hanya dalam beberapa hari, pada periode ini terjadi margin call global dan kekurangan dolar AS.
Antara tahun 2021 hingga 2022, harga bitcoin anjlok dari sekitar 69.000 dolar menjadi 15.500 dolar, penurunan sebesar 77%, bersamaan dengan diberlakukannya kebijakan pengetatan kuantitatif dan laju kenaikan suku bunga tercepat dalam 40 tahun terakhir. Serangkaian kegagalan internal industri kripto, termasuk runtuhnya Terra (LUNA), 3AC, Celsius, dan FTX, memicu gelombang penjualan paksa di pasar.
Tidak ada pengecualian?
Krueger menunjukkan bahwa, kecuali koreksi tahun 2019 (yang merupakan kegagalan rebound, bukan pasar bearish), larangan penambangan di Tiongkok pada tahun 2021 (yang dapat dianggap sebagai penyesuaian, bukan reset siklus), serta penurunan tahun 2023-2025 (tidak ada pengetatan dan penjualan paksa), sejak tahun 2013, setiap pasar bearish bitcoin selalu disertai dengan guncangan likuiditas negatif atau likuidasi paksa yang mengalahkan permintaan.
Bitcoin melanjutkan tren penurunan yang dimulai sejak awal Oktober, dan mencatat serangkaian titik tertinggi yang semakin rendah. Hingga saat artikel ini ditulis, bitcoin naik 3,21% dalam 24 jam terakhir menjadi 90.015 dolar, turun 28,84% dari rekor tertinggi 126.198 dolar yang dicapai pada Oktober. Mata uang kripto terkemuka ini sebelumnya sempat turun ke titik terendah mendekati 80.000 dolar pada akhir November.
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.

