Base Kembali Terjerat Kontroversi: Dari Perdebatan Apakah L2 Termasuk Bursa Hingga Perdebatan Sentralisasi Sequencer

L2 "publik" sudah berada di ujung tanduk.

Penulis: Eric, Foresight News

Komisioner Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat yang dikenal sebagai "Crypto Mom", Hester Peirce, menyatakan dalam "The Gwart Show" bahwa L2 yang bergantung pada sequencer terpusat mungkin memenuhi definisi bursa menurut SEC, sehingga operatornya harus terdaftar di SEC dan mematuhi peraturan terkait.

Hester Peirce menyatakan bahwa kunci dari penilaian ini bukanlah teknologi, melainkan fungsi aktualnya. Jika ada satu pihak operator yang menguasai mesin pencocokan, maka itu mirip dengan bursa. Dalam tingkat tertentu, ini berarti selama ada organisasi terpusat yang memiliki kendali atas transaksi di L2, organisasi tersebut harus tunduk pada pengawasan SEC.

Pada awalnya, pandangan ini tidak menimbulkan diskusi luas, namun seiring berkembangnya isu ini, banyak orang mulai khawatir bahwa jika SEC yang "ramah kripto" saja bisa mengambil kesimpulan seperti itu, maka perkembangan L2 mungkin akan terhambat. Base, yang menggabungkan elemen bursa dan L2, menjadi sasaran utama.

Seiring meningkatnya suara FUD, Chief Legal Officer Coinbase, Paul Grewal, menjadi yang pertama angkat bicara. Ia menyatakan bahwa SEC mendefinisikan bursa sebagai pasar yang menghubungkan penjual dan pembeli sekuritas, namun L2 berfungsi sebagai blockchain infrastruktur umum yang dapat melayani bursa di atas chain, seperti halnya AWS menyediakan infrastruktur untuk bursa, tetapi AWS sendiri tidak bisa disebut bursa. Paul Grewal berpendapat bahwa jika sequencer diberi label yang salah, maka peran L2 dalam skalabilitas bisa diabaikan.

Setelah itu, Jesse Pollak, kepala Base, juga menjelaskan tentang sequencer di X. Ia menyatakan bahwa sequencer mengumpulkan transaksi pengguna, mengurutkannya berdasarkan prinsip first-in-first-out, lalu menghitung perubahan status hasil, dan akhirnya mengirimkan transaksi ke L1 untuk diselesaikan, seperti pengatur lalu lintas yang memastikan jalan tetap lancar. Jesse Pollak berargumen bahwa sequencer tidak mencocokkan order transaksi, pencocokan transaksi terjadi di tingkat smart contract, sequencer hanya memastikan transaksi berjalan secara konsisten dan teratur.

Co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, juga ikut berdiskusi setelah Jesse Pollak. Vitalik berpendapat bahwa Base hanyalah L2 yang berjalan di atas Ethereum, menyediakan pengalaman pengguna yang lebih kuat melalui fungsi terpusat, namun tetap terhubung erat dengan lapisan dasar Ethereum yang terdesentralisasi untuk memastikan keamanan. Vitalik menekankan bahwa dana di Base adalah "non-custodial", artinya dana di L2 pada akhirnya dikendalikan oleh L1 dan tidak dapat dicuri oleh operator L2.

Max Resnick, Chief Economist dari Anza, perusahaan pengembang yang fokus pada Solana, mempertanyakan pernyataan Jesse Pollak. Max Resnick menyatakan bahwa sequencer Base mengurutkan transaksi berdasarkan biaya prioritas setiap 200 milidetik, bukan mengikuti prinsip first-in-first-out. Meskipun Jesse Pollak kemudian memberikan penjelasan, namun jelas bahwa inti yang ingin disampaikan Max Resnick adalah sequencer dapat mengurutkan ulang transaksi sesuai aturan tertentu, menyoroti masalah sentralisasi sequencer.

Diskusi mengenai apakah L2 seperti Base dapat dianggap sebagai bursa sebenarnya tidak menimbulkan banyak perbedaan pendapat. Pandangan komisioner SEC bahwa "L2 adalah bursa" mungkin karena kurang memahami arsitektur L2. Diskusi di industri juga lebih didorong oleh kekhawatiran regulasi daripada masalah benar atau salah. Namun, pandangan dari pihak berkepentingan Base dan Vitalik memicu diskusi lain: apakah sentralisasi sequencer Base harus diubah?

Dari Masalah Regulasi ke Perdebatan Sentralisasi Sequencer

Pandangan Vitalik bahwa sequencer terpusat di Base demi skalabilitas dan pengalaman pengguna juga memicu banyak kontroversi. Eric Wall, Co-founder Taproot Wizards, menyatakan bahwa dari segi keamanan dana, Base adalah sistem kustodian, dan menunjukkan bahwa kontrak Base masih dapat di-upgrade melalui governance, yang berarti operator dan entitas terkait (melalui security council) memiliki keleluasaan yang cukup besar. Menurutnya, hal ini membuat Base secara fungsional lebih mirip sistem kustodian, bukan sepenuhnya perluasan Ethereum yang trust-minimized. Eric Wall juga berkomentar bahwa cara Vitalik menyampaikan pendapatnya dapat membuat pembaca berpikir bahwa meskipun terjadi kebocoran kunci, dana tidak akan hilang, dan cara penyampaian seperti itu sangat tidak bertanggung jawab.

Mantan pengembang inti Ethereum, Lane Rettig, menyatakan bahwa meskipun Coinbase sendiri tidak akan dengan sengaja mencuri dana pengguna, namun hal ini tidak berarti Coinbase tidak akan melakukan tindakan yang merugikan pengguna di bawah tekanan pemerintah.

Alex Thorn, Head of Research Galaxy, berpendapat bahwa pandangan Vitalik tidak mengenai inti permasalahan. Ia menyatakan bahwa fokus diskusi seharusnya pada securities di L2, bukan pada security L2 itu sendiri. Meskipun Alex Thorn tidak menyatakannya secara eksplisit, namun pendapatnya mengarah pada masalah yang sangat krusial: L2 sendiri memang bukan bursa, tetapi jika platform perdagangan di L2 dibangun di atas chain yang sangat terpusat, apakah platform tersebut masih bisa disebut DEX dan apakah seharusnya diatur?

Menanggapi semakin banyaknya kritik terhadap sentralisasi Base, Vitalik kembali menyatakan bahwa Base saat ini memang berada pada tahap sentralisasi, yaitu mayoritas mutlak security council dapat meng-upgrade kontrak, namun ia menekankan bahwa aturan kuorum mencegah Coinbase melakukan sensor atau pencurian dana secara sepihak. Selain itu, bahkan jika 100% security council memilih, mereka tidak dapat mengubah kode on-chain yang sedang berjalan, dan tahap kedua ini sedang dalam perencanaan.

Pendiri Anastasia Labs, yang sedang mengembangkan Cardano L2 Midgard, secara tajam memberikan "interpretasi" di bawah komentar tambahan Vitalik: mengartikan "security council" sebagai "multisig"; mengartikan "75% voting" sebagai "7 private key"; dan mengartikan "meminta individu dengan hak suara lebih dari 26% di dewan harus independen dari organisasi pengelola L2" sebagai "meminta organisasi tersebut menggunakan perusahaan cangkang, perusahaan teman, anak perusahaan yang disamarkan, atau perusahaan mitra untuk memegang 3 private key yang diperlukan untuk multisig".

Banyak pengguna di kolom komentar yang mendukung pandangan pendiri Anastasia Labs. Mereka semua berpendapat bahwa meskipun aturan telah ditetapkan, sangat mudah untuk mengakali aturan tersebut demi mengendalikan Base sepenuhnya, dan ketidaktransparanan governance membuat aturan yang tampak transparan ini menjadi sangat tidak dapat dipercaya.

Masalah Regulasi Infrastruktur Web3

Base sebagai L2 yang terlalu terpusat telah berulang kali memicu diskusi. Kali ini, pandangan komisioner SEC tampak agak "absurd", namun juga langsung menyoroti inti masalah: jika urutan transaksi di L2 dapat dimanipulasi sesuka hati, maka L2 tersebut memang seharusnya diatur. Tentu saja, mengatur L2 sebagai bursa secara permukaan tampak kurang berdasar, namun jika operator L2 mengantongi keuntungan MEV melalui kontrol atas sequencer dan mempengaruhi harga eksekusi transaksi, maka L2 dalam tingkat tertentu memang berperan mirip broker.

Bagi regulator, menentukan tingkat "desentralisasi" infrastruktur adalah tantangan besar. Bahkan jika sequencer sudah didesentralisasi, sulit untuk mengetahui dalam waktu singkat apakah entitas yang memelihara jaringan sequencer memiliki kepentingan bersama. SEC, yang khawatir tragedi FTX terulang akibat kurangnya regulasi, meskipun dalam masa jabatan presiden AS yang baru regulasi agak dilonggarkan, tetap tidak bisa menutupi kekhawatiran akan risiko besar akibat pelonggaran regulasi. Baru-baru ini, regulator AS telah mengeluarkan beberapa klausul pengecualian untuk DeFi, namun bagaimana mendefinisikan dan meninjau infrastruktur masih menjadi masalah yang perlu dikaji lebih lanjut.